Ebook Detik-Detik Yang Menentukan - Bacharuddin Jusuf Habibie


Judul Ebook : Detik- detik yang Menentukan

Tebal Ebook : 574 Halaman

Bahasa           : Indonesia

Prahara kembali menghantam bangsa Indonesia dalam siklus 30 tahunan. Kemelut politik pada pertengahan dekade 1960-an kembali berulang menjadi krisis multidimensional yang diawali dengan adanya krisis moneter pada pertengahan 1997.

Salah urus kenegaraan memasuki tahun 1960-an, telah membawa Indonesia dalam kesulitan ekonomi yang sangat berat. Inflasi mencapai 650 persen. Korupsi merajalela. Barang kebutuhan pokok sehari-hari mengalami kelangkaan di mana-mana. Kondisi buruk tersebut diperparah oleh krisis politik yang akhirnya memuncak pada tragedi nasional dengan korban jiwa banyak orang pada tanggal 30 September 1965.

Melalui usaha keras disertai bantuan negara-negara donor, Indonesia akhirnya berhasil bangkit kembali. Selama tiga dasawarsa berikutnya, Indonesia menikmati pertumbuhan ekonomi yang mengesankan, bahkan disebut sebagai Negara Asia Berkinerja Tinggi oleh Bank Dunia. 

Memasuki dasawarsa 1990-an, pemerintahan Orde Baru mulai menampakkan kekurangan-kekurangannya yang mendapat kritik tajam, karena pemerintahan yang terlalu sentralistis, serta munculnya korupsi, kolusi, dan nepotisme secara signifikan. Tetapi, semua kritik tersebut tidak mendapat perhatian yang serius dari pemerintahan saat itu. Sementara dalam pembangunan perekonomian di Indonesia, tampak pertumbuhan yang sangat pesat, bahkan dalam laporan tahunan 1997, Bank Dunia masih meramalkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tingkat rata-rata 7,8 persen.

Dalam pertumbuhan ekonomi yang tinggi itu, pada pertengahan 1997, timbullah krisis moneter di mana situasi semakin tidak terkontrol dan berkembang menjadi krisis multidimensional berkepanjangan di berbagai bidang. Efeknya sangat menyengsarakan rakyat.

Krisis moneter yang terjadi di Indonesia adalah efek domino dari krisis serupa yang dimulai dengan menurunnya nilai mata uang Thailand baht terhadap dolar AS pada 2 Juli 1997, dari 24,7 baht per dolar AS menjadi 29,1 baht per dolar AS. Puncak krisis moneter di Thailand tersebut adalah penutupan 56 dari 58 lembaga keuangan utama pada 8 Desember 1997.







 BACA ONLINE B. Jusuf Habibie
 "jika link download bermasalah tolong tinggalkan komentar"
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments