Ebook Mendayung Dua Karang - M. Hatta


Judul Ebook : Mandayung di Antara Dua Karang

Tebal Ebook : 66 Halaman

Bahasa           : Indonesia

Pedoman jang kami pakai waktu membentuk suatu kabinet Presiden ialah bahwa udjud pemerintahan adalah mentjapai penghidupan jang sebaik-baiknja bagi ra’jat dalam garis kemungkinan, berhubung dengan alat jang ada pada Pemerintah dan dengan keadaan jang dihadapi, Kabinet Presiden ini menurut anggapan kami dapat melakukan kewadjibannja dengan sebaik-baiknja, apabila diadakan senantiasa perhubungan jang rapat antara Pemerintah dengan Badan Pekerdja, maupun dalam sidang maupun diluar sidang.

Selama tudjuh bulan berdirinja kabinet ini telah banjak diadakan pertemuan jang sematjam itu. Kami sendiri menjediakan waktu dua kali seminggu untuk mengadakan pertemuan langsung setjara ramah-tamah dengan seksi-seksi daripada Badan Pekerdja. Demikian djuga para menteri serta pegawai tinggi jang bersangkutan dengan djabatannja sering mengadakan pertemuan dengan seksi-seksi jang bersangkutan. Djuga ketua atau anggota delegasi kita jang berunding dengan Belanda telah beberapa kali memberi keterangan jang lengkap kepada Badan Pekerdja, supaja Badan Pekerdja dapat mengikuti djalannja perundingan. Inilah djalan jang kami turut supaja ada hubungan rapat antara Pemerintah dengan Badan Pekerdja. Pun dengan golongan-golongan dalam masjarakat sering pula diadakan pertemuan untuk menindjau besama-sama kesulitan-kesulitan jang dihadapi oleh Pemerintah untuk menjelenggarakan tugas kewadjibannja dan untuk sama-sama mentjari djalan tjara bagaimana sega kesulitan itu dapat diatasi.

Sungguhpun Badan Pekerdja telah sering mendengar keterangan dari pihak Pemerintah tentang usaha-usaha dan politik jang diselenggarakan oleh Pemerintah untuk mentjapai perbaikan hidup bagi ra’jat kita dan kedudukan jang baik bagi Republik Indonesia, ada baiknja pada siang ini saja memberi keterangan umum tentang politik jang didjalankan oleh Pemerintah dalam waktu tudjuh bulan jang achir ini. Dengan ini Badan Pekerdja akan mendapat pandangan rata daripada keterangan sebagian-sebagian jang mengenai detail jang diberikan Pemerintah sewaktu-waktu.

Pidato bertajuk “Mendayung Antara Dua Karang” tersebut diucapkan saat umur Republik Indonesia masih muda dan tengah menghadapi blokade Belanda. Bung Hatta menancapkan pondasi kuat pada pidato tersebut mengenai sikap politik luar negeri Republik Indonesia, “tidak boleh jadi pihak pasif dalam politik internasional, tetapi harus menjadi pelaku aktif yang berhak memutuskan pendiriannya sendiri,” tulis Rosihan Anwar, Sejarah Kecil ‘Petite Histoire’ Indonesia Volume 2.

Bung Hatta mengucap, “tiap-tiap orang diantara kita tentu ada mempunjai simpati terhadap golongan ini atau golongan itu, akan tetapi perdjoangan bangsa tidak bisa dipetjah dengan menuruti simpati sadja, tetapi hendakja didasarkan pada realitet, kepada kepentingan negara kita setiap waktu,” kutip Mendajung Antara Dua Karang.






 BACA ONLINE | Hatta
 "jika link download bermasalah tolong tinggalkan komentar"
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments