Ebook Menempuh Jalan Rakyat - DN Aidit


Judul Ebook : Menempuh Jalan Rakyat

Tebal Ebook : 15 X 2 Halaman

Bahasa           : Indonesia

Beberapa hari yang lalu, yaitu tanggal 20 Mei, kita habis merayakan Hari Kebangunan Nasional kita yang ke-44. Kita masing-masing mengerti akan arti yang dalam daripada tanggal 20 Mei tahun 1908, yaitu detik sejarah yang sangat penting dalam perkembangan perjuangan Rakyat Indonesia menuju kemerdekaan nasionalnya. Tiap orang Komunis sadar benar akan besarnya arti daripada hari 20 Mei. Sonder permulaan yang dipelopori oleh almarhum Dr. Wahidin Sudiro Husodo (1857 – 1917) 44 tahun yang lalu, perkembangan perjuangan Rakyat Indonesia untuk kemerdekaan nasional yang sejati, untuk demokrasi dan perdamaian dunia, tidak akan secepat sekarang.

15x2
Sejak tahun 1908, usaha-usaha dari putera-putera Indonesia untuk mendapatkan teori-teori dan bentuk-bentuk organisasi perjuangan yang mampu membebaskan Indonesia dan Rakyatnya dari penjajahan Belanda, makin lama makin nyata dan mendapatkan bentuk-bentuk yang terang. Pada permulaannya usaha terutama ditujukan pada belajar sebanyak-banyaknya dari buku-buku dan guru-guru orang Barat. Di samping organisasi Budi Utomo, Dr. Wahidin mendirikan dana-dana pelajar, di antaranya terkenal dengan nama “DARMA WARA”. Pemuda-pemuda yang cakap tapi tidak mampu, banyak yang dikirim ke Eropa untuk menuntut pelajaran dari orang-orang Barat. Di luar usaha Dr. Wahidin ini masih banyak lagi pelajar Indonesia yang pergi ke Eropa. Di antara pemuda-pemuda pelajar ini termasuk almarhum almarhum Dr. Rivai (1871 – 1933), dan ia adalah pionir dalam meretas jalan belajar ke Barat. Dr. Rivai adalah bukti yang senyata-nyatanya, bahwa intelek Indonesia dapat merenangi ilmu pengetahuan yang diajarkan di Amsterdam, Berlin, Cambridge, dan Paris.

Tetapi ternyata, bahwa dalam berorientasi ke Barat, dalam mengambil orang-orang Barat, terutama Belanda, sebagai guru dan teladan dalam usaha mencapai persamaan derajat dengan bangsa-bangsa lain di dunia, orang-orang Barat tidak memberikan pelajaran dan contoh-contoh yang baik. Mereka mengajarkan demokrasi kepada kaum terpelajar Indonesia, tetapi kepada Rakyat Indonesia mereka memaksakan otokrasi kolonialisme. Mereka mengajar kaum terpelajar Indonesia tentang revolusi-revolusi dan tentang keperwiraan bangsa-bangsa Barat dalam perjuangan untuk kemerdekaan tanah airnya. Sebaliknya, orang-orang Indonesia tidak hanya tidak dibantu dalam mewujudkan apa yang mereka pelajari dari Barat, tetapi mereka dilarang mempraktekkannya. Ya, malahan mengucapkan dan menulis perkataan “revolusi” dan “merdeka” mereka tidak dibolehkan.

Segera dirasakan oleh kaum terpelajar Indonesia, bahwa teori-teori yang mereka terima, tidak cocok dengan praktek orang-orang Barat di Indonesia. Orang-orang Barat menghina dan memusuhi murid-muridnya sendiri. Ini menimbulkan perlawanan-perlawanan yang sengit dari kaum terpelajar Indonesia, dan perlawanan-perlawanan ini disambut baik oleh Rakyat banyak, yang lebih terhina dan lebih tertindas lagi.






 BACA ONLINE | DN Aidit
 "jika link download bermasalah tolong tinggalkan komentar"
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments