Ebook Tahun yang Tak Pernah Berakhir - John Roosa


Judul Ebook : Tahun yang Tak Pernah Berakhir

Tebal Ebook : 270 Halaman

Bahasa           : Indonesia

Teror 1965-66 adalah ‘rahasia umum’ lain yang harus didekati melalui sejarah lisan. Hampir semua orang di Indonesia, bahkan mereka yang hidup di daerah paling terpencil sekalipun, tahu akan adanya penahanan dan pembunuhan massal. Mereka menyaksikan atau mendengar cerita tentang gerombolan orang yang berkeliaran di jalan-jalan memburu ‘PKI’; tentara yang datang ke pabrik untuk menangkap ‘PKI’; tetangga, teman, atau saudara yang hilang secara misterius; jasad para korban yang tergeletak di jalan- jalan atau dibuang ke sungai; sekolah dan gedung pemerintah yang diubah jadi kamp tahanan dan pusat penyiksaan. 

Boleh dibilang, hampir semua orang memiliki bukti bahwa perburuan terhadap ‘PKI’ pernah terjadi. Betapapun teror itu sudah menjadi pengetahuan umum, sangat sedikit yang pernah ditulis mengenainya, bahkan dari perspektif para pelaku sendiri. Pembunuhan itu juga menjadi rahasia umum: setiap orang tahu, tapi tidak ada yang menulis atau membicarakannya di hadapan publik.

22 Penulis ternama, Satyagraha Hoerip, dalam sebuah esai kritik sastranya pada 1972, mencatat bahwa pengetahuan tentang pembunuhan massal itu disebarkan dari mulut ke mulut. Cerita-cerita terus beredar, tapi tidak pernah ditulis: ‘Tapi yang aneh di sini ialah, bahwa dari yang pernah-seru kita dengar itu, tidak satu berita atau foto pun pernah kita saksikan, baik itu dari koran-koran, majalah-majalah maupun wartawan-wartawan yang umumnya cekatan itu, di dalam maupun di luar negeri.’

Dengan rangkaian kata yang jarang ditemui dalam tulisan di Indonesia, ia menggambarkan beberapa cerita yang disiarkan dari mulut ke mulut itu: ‘Lalu seperti yang kita dengar, pembunuhan massal kemudian terjadilah di banyak tempat di Indonesia ini, selama beberapa pekan. Ada yang langsung dipancung, dihanyutkan ke kali baik utuh seluruh tubuhnya ataupun hanya bagian-bagian badannya saja, ada yang dengan mata disekap berbondong-bondong digiring ke laut atau jurang dan kemudian dari atas dihujani batu-batu; ada yang lebih dulu disuruh gali lubang dan kemudian dari jarak dekat ditembak masuk ke lubang itu sehingga tinggal menimbuninya saja; dan lain-lain dan banyak lagi.’

Hoerip merasa ia harus melawan mereka yang berpikir bahwa pembantaian itu mungkin tak pernah terjadi karena, terlepas dari jumlahnya yang banyak, cerita-cerita itu tidak pernah diperiksa ulang dan sering dilebih-lebihkan sampai orang tidak lagi mempercayainya: ‘Bukankah kita tidak sangsi lagi bahwa pembunuhan massal seperti itu sebenarnya pernah terjadi di negeri ini?






 BACA ONLINE | John Roosa
 "jika link download bermasalah tolong tinggalkan komentar"
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments