Ebook Sampar - Albert Camus


Judul Ebook : Sampar

Tebal Ebook : 385 Halaman

Bahasa          : Indonesia

Tokoh pencerita adalah seorang dokter, bernama Bernard Rieux. Dengan penuh perasaan, pengarang menghayati ketidakberdayaan, nyaris keputusasaan seorang dokter ketika berhadapan dengan merajalelanya epidemi sampar. Karena kehadiran wabah, para dokter tidak lagi berperan sebagai penyembuh penyakit. Mereka hanya mampu mendiagnostik, memutuskan, kemudian memerintahkan penyingkiran atau karantina, yang dengan penuh efek dramatik Camus menggunakan bahas a exiler, artinya mengusir atau mengucilkan. Dokter juga tidak berusaha menjadi pahlawan.

Rieux hanya mencoba menjadi manusia yang melaksanakan profesinya sebaik mungkin. Tligas yang paling sukar bagi dokter itu ialah dia berhadapan dengan absurditas yang memang selalu hadir dalam kehidupan manusia. Apalagi di kota yang dikuasai epidemi! Lawan bicara Rieux yang utama bernama Tarrou. Sejak kecil, tokoh ini mempunyai cita-cita menjadi orang suci atau Santo namun tanpa Tuhan. Di masa kota berwabah itu, Tarrou menentukan sikap untuk 'bersama korban, yang berarti menolak untuk 'menjadi sekutu' -nya bencana. 

Ada satu tokoh lagi yang ditampilkan Camus, dia bernama Cottard. Inilah wakil dari para pemanfaat, pengambil kesempatan dalam kesempitan, manusia bersifat egois, kebalikan dari Tarrou. Sampar merupakan pagelaran kemanusiaan yang sungguh lengkap. Albert Camus menulis kepada kritikus Roland Barthes, katanya: La Peste diakhiri dengan pernyataan kehadiran serta penerimaan pergulatan yang bakal datang".

Tahun 1957 Albert Camus menerima hadiah Nobel. Dalam pidato penerimaannya, makin jelas terlihat betapa dia teguh dengan pendirian kemanusiaannya yang luas, lengkap, namun sangat sederhana. Menurut dia, seni bukanlah satu kegembiraan yang dinikmati seorang diri. Seniman tidak bisa hidup tanpa keindahan. Dia juga tidak mungkin bisa melepaskan diri dari kelompok masyarakatnya. Seniman berada di tengah-tengah keduanya, lebih mengharuskan diri untuk mengerti daripada menentukan baik buruknya. Di akhir pidato tersebut, Camus mengajak manusia zamannya merengkuh tiga hal. Pertama, mengembalikan ke- damaian antarbangsa, tapi kedamaian yang tidak didasari penghambaan ataupun pelayanan. Kedua, kembali menyelaraskan kerja/profesi dengan kebudayaan. Dan ketiga, secara bersama, seluruh umat manusia membangun kembali bahtera persahabatan.

Pada tanggal 4 Januari 1960, Albert Camus tewas dalam kecelakaan mobil di dekat Villeblevin, Perancis.






 BACA ONLINE Albert Camus
 "jika link download bermasalah tolong tinggalkan komentar"
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments