Ebook Bumi Manusia - Pramoedya Ananta Toer


Judul Ebook : Bumi Manusia

Tebal Ebook : 314 Halaman

Bahasa          : Indonesia

Bumi Manusia - Pramoedya
ORANG MEMANGGIL AKU: MINKE
Namaku sendiri.... Sementara ini takperlu kusebutkan. Bukan karena gila mysteri. Telah aku timbang: belum perlu benar tampilkan diri dihadapan mata orang lain. 

Pada mulanya catatan pendekini aku tulis dalam masa berkabung: dia telah tinggalkan aku, entah untuksementara entah tidak. (Waktu itu aku tak tahu bagaimana bakal jadinya). Hari depan yang selalu menggoda!

My steri! Setiap pribadi akan datang padanya mau tak mau, dengan seluruh jiwa dan raganya. Dan terlalu sering dia terny ata maharaja zalim. Juga akhirny a aku datang padanya bakalnya. Adakah dia dewa pemurah atau jahil, itulah memang urusan dia: manusia terlalu sering bertepuk hanya sebelah tangan....

Tigabelas tahun kemudian catatan pendekini kubacai dan kupelajari kembali, kupadu dengan impian, khayal. Memang menjadi’lain dari aslinya. Takkepalang tanggung. Dan begini kemudian jadinya: DALAM HIDUPKU, BARU SEUMUR JAGUNG. Sudah dapat kurasai: ilmu pengetahuan telah memberikan padaku suatu restu yang tiada terhingga indahnya.

Sekali direktur sekolahku bilang didepan kias: y ang disampaikan oleh tuan-tuan guru di bidang pengetahuan umum sudah cukup luas, jauh lebih luas daripada yang dapat diketahui oleh para pelajar setingkat di banyak negeri di Eropa sendiri.

Tentu dada ini menjadi gembung. Aku belum pernah ke Eropa.

Benar-tidakny a ucapan tuan Direktur aku taktahu. Hanya karena menyenangkan aku cenderung mempercayainya. Lagi pula semua guruku kelahiran sana, dididikdisana pula. Rasanya tak layak takmempercay ai guru. Orang tuaku telah mempercay akan diriku pada mereka. Oleh masy arakat terpelajar Eropa dan Indo dianggap terbaik dan tertinggi nilainya di seluruh Hindia Belanda. Maka aku hairus mempercayainya.

Ilmu dan pengetahuan, yang kudapatkan dari sekolah dan kusaksikan sendiri pernyataannya dalam hidup, telah membikin pribadiku menjadi agak berbeda dari sebangsaku pada umumnya.

Menyalahi wujudku sebagai orang Jawa atau tidak aku pun tidaktahu. Dan justru pengalaman hidup sebagai orang Jawa berilmu pengetahuan Eropa yang mendorong aku suka mencatat-ck-tat. Suatu kali akan berguna, seperti sekarang ini.

Salah satu hasil ilmu-pengetahuan yang tak habis-habis kukagumi adalah percetakan, terutama zincografi. Coba, orang sudah dapat memperbany ak potret berpuluh ribu lembar dalam sehari. 

Gambar pemandangan, orang besar dan penting, mesin baru, gedung-gedung pencakar langit Amerika, semua dan dari seluruh dunia kini dapat aku saksikan sendiri dari lembaran-lembaran kertas cetak. Sungguh merugi generasi sebelum aku generasi yang sudah puas dengan banyaknya jejak-langkah sendiri di lorong-lorong kampungnya itu. Betapa aku berterimakasih pada semua dan setiap orang y ang telah berjerih-payah untukmelahirkan keajaiban baru itu. Lima tahun yang lalu belum lagi ada gambar tercetak beredar dalam lingkungan hidupku. Memang ada cetakan cukilan kayu atau batu, namun belum lagi dapat mewakili kenyataan sesungguhnya.

Bumi Manusia merupakan buku pertama dari tetralogi buru yang ditulis oleh sastrawan Indonesia, Pramoedya Ananta Toer, ketika mendekam di penjara di pulau Buru,1975. Semasa hidup beliau sebagian dihabiskan dalam penjara- sebuah wajah purba semseta yang paling purba bagi manusia-manusia bermartabat : 3 tahun dalam penjara Kolonial, 1 tahun di Orde Lama, dan 14 tahun di Orde Baru (13 Oktober 1965 – Juli 1969, Pulau Nusa-Kambangan Juli 1969 – 16 Agustus 1969, Pulau Buru Agustus 1969 – 12 November 1979, Magelang/ Banyumanik November – Desember 1979) tanpa proses pengadilan. Meskipun separuh hidupnya berada dalam penjara beliau tak luput dari kegiatan menulis, baginya menulis adalah tugas pribadi dan nasional. Dan ia konsekuen terhadap semua akibat yang ia peroleh. Berkali-kali karyanya dibuang dan dibakar. Termasuk karya Tetralogi Buru ( Bumi Manusia, Anak Semua Bangsa, Jejak Langkah, dan Rumah Kaca) yang dilarang terbit pada tahun 1981 oleh Jaksa Agung karena dianggap mengandung ajaran marxisme atau komunis, nyatanya buku ini tidak mengajarkan tentang hal tersebut yang ada tentang nasionalisme. Namun sebelum diterbitkan buku ini, Pram menceritakan kepada rekan-rekan di Pulau Buru tentang tetralogi bumi manusia , itu menunjukan bahwa ia hafal betul dan menguasai apa yang ia tulis, sehingga tidak ada kekhawatiran mengenai originalitas ketika naskah buku ini dibakar dan dilarang terbit.






 BACA ONLINE Pramoedya
 "jika link download bermasalah tolong tinggalkan komentar"
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments