Ebook Rumah Kaca - Pramoedya Ananta Toer


Judul Ebook : Rumah Kaca 

Tebal Ebook : 660 Halaman

Bahasa          : Indonesia

Novel ini diawali dengan beberapa adegan nostalgia di seri sebelumnya, Jejak Langkah. Beberapa "misteri" yang terjadi di Jejak Langkah juga dijelaskan gamblang di sini. Misalnya saja, saat Princess menembak kelompok Indo Anti Pribumi yang dipimpin Suurhof. Ternyata yang memberitahukan gelagat licik Suurof dan kawan-kawannya pada Princess adalah Pangemanann lewat sebuah surat rahasia.

Penggunaan sudut pandang seorang Pangemanann juga menarik karena status tokoh tersebut. Pertama, karena ia seorang pejabat gubermen yang mengawali karir sebagai polisi baik hati. Kedua, karena meski ia seorang pejabat gubermen, ia adalah pribumi. Ia adalah pribumi dari Manado. Di zaman Belanda, pribumi Manado memang setia dengan pemerintah kolonial, tapi sedekat apapun rasa itu, toh pada akhirnya pribumi tetap pribumi. 

Seorang Pangemanann adalah wujud dari konflik batin tak terperi karena kepengecutannya. Dan dalam cerita ini pun ia memang dikisahkan menderita konflik batin berkepanjangan. Penderitaannya dimulai saat ia harus mengurus si Pitung. Sebelum mengurus Pitung, ia percaya bahwa menjadi polisi adalah tugas yang mulia. Tapi setelah ditugaskan untuk menumpas Pitung, barulah ia tahu bahwa pekerjaannya tak semulia yang dipikirkan. Ia bersimpati pada Pitung sebagai sosok pahlawan bagi pribumi. Namun simpatinya yang besar itu tak ia realisasikan. Ia pengecut. Ia justru mengabaikan suara hatinya dan tetap menghabisi kelompok si Pitung atas nama kolonial.

Berselang lama setelah mengurusi si Pitung, Pangemanann berusaha kembali hidup normal. Ia ingin membangun kepercayaan dirinya bahwa ia adalah polisi yang baik. Namun keberhasilannya menumpas Pitung justru tercium oleh pejabat yang lebih tinggi. Dianggap sukses mengurusi inlander bernama Pitung, Pangemanann pun ditugaskan mengatasi Minke dan Sarekat Islam.

Pangemanann tak kuasa menolak meski awalnya ia setengah hati menumpas Minke dan Sarekat Islam. Apalagi sebetulnya ia adalah pengagum sosok Minke. 

Waktu terus berjalan seiring dengan membesarnya Sarekat Islam dan Pangemanann yang tak juga berhasil menumpas organisasi itu. Ia makin ditekan oleh atasannya untuk bisa mengatasi "pitung modern" tersebut (sebutan Pangemanann untuk Minke). Berbagai strategi ia lancarkan, sampai akhirnya ia mengikuti gubermen untuk mengasingkan Minke. Ia menjebak Minke dengan hutang besar atas nama perusahaannya. Jebakan itu berhasil membuat Minke dibuang di Indonesia timur dan disita aset-asetnya. Setelah Minke pergi, ia juga mengadu domba Sarekat Islam dengan kelompok pedagang Tionghoa. Akibatnya, Sarekat Islam mendapatkan nama buruk di mata masyarakat.






 BACA ONLINE | Pramoedya
 "jika link download bermasalah tolong tinggalkan komentar"
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments