Ebook Arok Dedes - Pramoedya Ananta Toer


Judul Ebook : Arok Dedes

Tebal Ebook : 559 Halaman

Bahasa          : Indonesia

Terjadilah pada tahun 1215 di inggris: raja john dengan segala keagungannya telah mengumumkan maklumat bersejarah Magna Charta. Dunia peradaban menjadi gempar. Jaman Tengah yang mencekik karena kekuasaan mutlak para raja duniawi dan rohani dengan maklumat itu seakan mendapat pelita di tangan untuk keluar dari pengap cekikan.

Magna Charta memberikan kebebasan pribadi dan kebebasan politik pada kawula Inggris, pada ummat manusia.

Dan berabad lamanya maklumat itu tinggal hanya dongengan indah. Kenyataannya tetap tergantung-gantung di langit biru. Namun bagi ummat manusia yang tercekik itu, dia meniupkan harapan dan kepercayaan, bahwa benar setiap orang adalah sama di hadapan Tuhan dan sesamanya. Adalah tidak benar orang menjadi berbeda-beda dan bertingkat-tingkat hanya karena kadar kekuasaan duniawi dan rohani. Kenyataan tinggal seperti sediakala.

Pada tahun 1215 M. atau 1137 Saka, bukan Magna Charta yang menerangi Bumi Jawa. Inggris tidak mengenal Jawa, Jawa tak mengenal Inggris. Namun Magna Charta yang lebih luas telah berlaku sejak Sri Erlangga naik tahta (1020-1042 M.) di Kahuripan. Pada tahun Raja John mengumumkan maklumatnya yang bersejarah, Magna Charta Erlangga itu telah dilindas oleh keturunannya sendiri yang kelima, Sri Kretajaya, raja Kediri (1185-1222 M.)- Negeri Tumapel, di bawah perlindungan Kediri, diperintah oleh Akuwu Tunggul Ametung, sepenuhnya mengikuti jejak Kretajaya, juga dalam mengimprovisasi perbudakan, yang dua abad lamanya telah dihapuskan sejak Erlangga.

-------------------------------------------

Mengenai buku "Arok Dedes", mungkin menarik untuk dicatat di sini bahwa novel ini ditulis oleh Pramoedya seperempat abad yang lalu dalam status sebagai tahanan di Buru pada saat kekuasaan rejim Suharto sedang sejaya-jayanya. Ciri yang khas dari kepujanggaan Pramoedya adalah bahwa dia dengan caranya sendiri sebagai sastrawan berkomunikasi dan mencoba menjelaskan kepada bangsa Indonesia, terutama generasi mudanya, tentang mengapa nasib Indonesia menjadi belingsat seperti sekarang ini. Untuk itu dia tetap menggunakan media bahasa yang menjadi ciri kekuatannya dengan tetap berkukuh berada di wilayah sastra - lepas dari slogan, propaganda dan jargon politik - meski kisah yang dia bawa sarat muatan politiknya. Dan lahan serta bahan ramuan yang dipakai untuk berkomunikasi adalah panggung sejarah Nusantara kita sendiri.

Pramoedya pernah mengatakan bahwa kudeta pertama yang terjadi dalam sejarah Nusantara kita adalah ketika Ken Arok tampil merebut kekuasaan Tumapel. Kisah "Arok Dedes" ini merawi-kan peristiwa kudeta pertama dalam sejarah Nusantara kita itu. Kudeta atau coup d'etat adalah pengertian modern tentang perebutan kekuasaan negara, namun dalam sejarah kerajaan-kerajaan di Nusantara perebutan kekuasaan negara seperti itu sudah pernah terjadi pada awal abad 13. Tetapi kudeta di abad 13 itu berlangsung khas dan unik. Pramoedya yang kenal betul kebu-dayaan Jawa sampai ke tulang sumsum membeberkan bagaimana dengan kelihaian yang canggih Arok berhasil menjadi Akuwu Tumapel menyingkirkan Tunggul Ametung. Dengan dukungan kelompok agama di Jawa - dalam hal ini tokoh pendeta Syiwa - Ken Arok berhasil bertengger di puncak kekuasaan lewat "kudeta a la feodal Jawa", licik munafik, tidak terbuka, lempar batu sembunyi tangan.






 BACA ONLINE | Pramoedya
 "jika link download bermasalah tolong tinggalkan komentar"
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments