Ebook Menjadi Kader PMII - Ahmad Hifni


Judul Ebook : Menjadi Kader PMII

Tebal Ebook : 186 Halaman

Bahasa          : Indonesia

Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) yang sebagaian besar anggotanya merupakan pemuda Nahdliyin sudah memiliki usia yang tak lagi muda. Sejak pertama kali berdirinya 17 April 1960, PMII ikut berperan dalam sejarah kehidupan politik, sosial, budaya dan pendidikan di Indonesia. Sebagai komunitas mahasiswa, PMII menjadi bagian dari simpul-simpul gerakan mahasiswa yang mampu memberikan andil baik pemikiran maupun gerakan dalam pembangunan nasional.

Di awal terbentuknya, PMII berhasil memainkan peran yang sangat penting di kalangan mahasiswa. PMII mulai menunjukkan gerakan-gerakan politik maupun sosial yang sangat cepat dan berpengaruh. Hal ini terbukti di usianya yang baru beranjak satu tahun, PMII sudah menjadi anggota forum pemuda sedunia di Moskow (Contituente Metting for the Youth Forum). Pada tahun-tahun selanjutnya PMII memimpin Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI), berpartisipasi dalam pembentukan Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI), bergabung dengan kelompok Cipayung serta berbagai gerakan-gerakan berpengaruh lainnya.

Pada wilayah pengembangan intelektual, PMII sebagai ormas mahasiswa yang berbasis kultural pesantren mampu membangun dan mewujudkan perangkat basis intelektual yang kuat. Para warga PMII mencurahkan perhatian keilmuannya pada tema-tema pokok sekitar liberasi, civil society, pluralisme dan literatur-literatur epistemologi filasafat modern. Baik teori wacana open societynya Karl Popper, sosialismenya Karl Marx, masyarakat komunikatifnya Habermas dan pemikiran filosof lainnya dijadikan sebagai acuan diskusi di dalam forum-forum PMII.

Di bidang keislaman, PMII tidak menjadikan pemikiran- pemikiran para pembaharu Islam seperti Jamaluddin al-Afghani, Rasyid Rida, Yusuf al-Qordlowi sebagai landasan studi keagamaan, apalagi kitab-kitab salafi yang dijadikan tradisi keilmuan oleh kelompok-kelompok Wahabi. Akan tetapi, PMII menjadikan pemikiran-pemikiran liberasi penuh pembebasan seperti Muhammad
Arkoun, al-Jabiri, Muhammad Thoha, dan Samir Amin sebagai acuan disukusi keislaman dengan tidak meninggalkan tradisi keilmuan pesantren yang menekankan aspek fikih dan tasawwuf.






 BACA ONLINE Ahmad Hifni
 "jika link download bermasalah tolong tinggalkan komentar"
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments