Novel Supernova: Petir [Download pdf] - Dee Lestari


Judul Ebook : Supernova: Petir

Tebal Ebook : 85 Halaman

Bahasa           : Indonesia

Mawar. Aster. Krisan. Anggrek.
Pria itu menggeleng. Bank. Kekasihnya hanya tertarik pada bunga bank.
Bukan karena gila harta, tapi semata-mata tak suka tanaman.
Main ski ke Swiss. Cokelat Swiss. Jam tangan Swiss.

Pria itu menggeleng lagi. Pisau. Kekasihnya berpendapat pisau Swiss termasuk salah satu temuan terjenius sepanjang peradaban manusia, dan ia sudah punya sedikitnya dua belas. Tak ada gunanya menambahkan lagi satu. Sepercuma buang garam ke laut. Sesalah buang gula ke teh hijau.

"Tambah ocha-nya. lagi, Pak Dhimas?"

Pria itu mendongak. Ada ribuan pilihan tempat untuk makan siang di kota Jakarta, tapi ia selalu memilih makan sushi di tempat sama, hampir empat kali seminggu, dan pelayan ini sudah dikenalnya lima tahun lebih tapi masih memanggilnya dengan sebutan 'Pak'. Tiap kali tanpa jera Dhimas mengingatkan , panggil 'Mas', jangan 'Pak'. Dan semakin diingatkan semakin ia melanggar.

"Heru, kalau kamu sudah pacaran dengan orang dua belas tahun, kamu mau kasih kado apa?" Dhimas bertanya. Pelayan bernama Heru memandang langit-langit, berusaha lari dari pertanyaan aneh itu. "Dua belas tahun, Pak?"

"Dan jangan panggil saya 'Pak'."
"Saya belum pernah pacaran sampai selama itu, P-maaf."
"Dikira-kira saja."

Heru mengernyitkan kening. Pertanyaan ini terlampau pelik untuk pukul 12 siang. "Mmm . . . kalau sudah dua belas tahun, harusnya semuanya sudah dikasih, ya."

"Jadi, nggak perlu kasih apa-apa lagi?"
Heru mengangguk kilat. Malas membahas.
"Ocha satu pot lagi."
"Baik, Pak."

Dhimas memandangi Heru berlalu sambil berpikir, mungkin sudah saatnya ia menyerah. Berhenti mengoreksi. Tapi ia belum mau menyerah untuk yang satu ini. Semestinya ada yang bisa dipersembahkan, atau dilakukan, sekalipun telah ia kenali Ruben sebaik dirinya sendiri, dan dirinya tidak butuh apa-apa. Hanya cinta.

 BACA ONLINE | Dee Lestari
 "jika link download bermasalah tolong tinggalkan komentar"
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments