Orang Maiyah [Download pdf] - Emha Ainun Nadjib


Judul Ebook : Orang Maiyah

Tebal Ebook : 109 Halaman

Bahasa           : Indonesia

ORANG Maiyah bernama Ahmad Mustofa menulis surat:
   “Kami, Ahmad Mustofa, tercatat sebagai sedulur Maiyah nomor 274. Surat ini kami buat dan sampaikan atas saran Mas Zaki setelah acara Maiyahan di Kasihan, 17 Desember.

Berdasar keterangannya dan kondisi waktu itu, tidak mungkin kami dan sahabat untuk dapat berbicara enam mata dengan Cak Nun.

   “Dalam empat-lima bulan lampau saya berhalangan hadir Maiyahan. Namun, demikian Allah mengganti kegeloan saya dengan dijumpakan pada kehadiran lautan tak bertepi di kalbu ini. Saya pun kemudian bergabung dengan para pengarung gelombang sejarah yang sudah fajar ini dalam sebuah perahu.

   “Di langit bermunculan misbah-misbah pelempar setan. Matahari dan bulan saling songsong untuk berpelukan, hampir berpelukan.

  “Di bumi, anjing-anjing menjulur-julurkan lidahnya. Binatang-binatang bertubuh manusia ramai bernyanyi di masjid, gereja, dan diskotek ketika malaikat datang menawarkan konsep agar mereka berganti kepala manusia. Mereka menolak kecuali sedikit. Dan kebanyakan orang benci kebenaran (QS Az-Zukhruf [43]: 78).

“Cak Nun pernah mengatakan jika ingin Tholut muncul, maka kitalah yang harus memunculkannya dengan melakukan apa yang dilakukan Tholut.

“Tetapi, Cak, sekarang ini nubuat Muhammad telah genap bahwa, ‘Sesungguhnya kaumku menjadikan Al-Quran ini sesuatu yang dicuekin’ (QS Al-Furqan [25]: 30). Para pencari seperti saya bingung. Untunglah Allah telah pastikan kapan malam dan kapan siang. Begitulah sunnatullah yang tidak akan berubah. “Surat ini mewakili para penghuni gua Allah yang bersatu dalam kepemimpinan Allah (QS Al-A’raf [7]: 3) dan siap menegakkan din sebagaimana disyaratkan kepada Ibrahim, Nuh, Musa, Isa, dan Muhammad dengan tidak berpecah belah (QS Asy-Syura [42]: 13).

Mereka berbaris di belakang cah angon yang akan menek blimbing kuwi, ndondomi, njlumati pakaian kita yang tersobek-sobek kemusyrikan dan kezaliman kita sendiri.

“Dalam beberapa bulan kami berhalangan ke Maiyahan Bantul. Kami menemukan orang-orang muda yang nyikil kirik tiada lelah, mengendus- endus wangi surga yang muncul bersama fajar yang mungkin juga Cak Nun rasakan. Malam akan usai. Semuanya akan menjadi jelas saat kita bunuh diri.

 BACA ONLINE Emha Ainun Nadjib
 "jika link download bermasalah tolong tinggalkan komentar"
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments