Akar dan Dalang [Download pdf] - Suar Suroso


Judul Ebook : Akar dan Dalang

Tebal Ebook : 148 x 2 Halaman

Bahasa           : Indonesia

OKTOBER 1965. Dunia buncah. Disentak berita dahsyat mengagetkan. Malapetaka melanda Indonesia. Lebih mengerikan dari Nero membakar Roma, melebihi korban bom atom menimpa Hiroshima, lebih dahsyat dari pertempuran Stalingrad yang jadi titik-balik Perang Dunia kedua, lebih menegakkan bulu roma dari Perang Korea dan Perang Vietnam. Indonesia berlumuran darah. Manusia tak berdosa, yang tak melawan dibunuh secara semena-mena. Mayat-mayat bergelimpangan, berhanyutan di Bengawan Solo, di Sungai Musi, di Sungai Asahan, dan sungai-sungai lainnya. Bertebaran kuburan tanpa nisan. Terjadi pembantaian manusia yang tak ada taranya dalam sejarah Indonesia, bahkan dalam sejarah dunia. Inilah muara dari rencana Sang Angkara Murka, demi menggulingkan Bung Karno. “Keputusan untuk menjatuhkan Presiden Soekarno ini telah diambil oleh Presiden Eisenhower pada tanggal 25 September 1957, lima bulan sebelum proklamasi PRRI.” [Tim Weiner, Membongkar Kegagalan CIA: Spionase Amatiran Sebuah Negara Adidaya, Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama, 2008, hal.186].

148 x 2
Dengan Peristiwa 30 September 1965, di Indonesia terjadi pembunuhan enam jenderal dan seorang perwira menengah pucuk pimpinan Angkatan Darat. Belum pernah terjadi dalam sejarah peperangan mana pun, baik dalam Perang Dunia pertama, maupun Perang Dunia kedua, Perang Korea, maupun dalam Perang Vietnam, sekian banyak perwira tinggi, pucuk pimpinan Angkatan Darat terbunuh dalam satu peristiwa, dalam satu malam. Dan peristiwa ini disusul oleh penangkapan dan pemenjaraan besar-besaran tanpa melalui pengadilan. Berlangsung pembantaian manusia, pembasmian kaum kiri, pelarangan Partai Komunis Indonesia, pelarangan penyebaran Marxisme-Leninisme di seluruh Indonesia. Peristiwa bermuara pada penggulingan Bung Karno; hingga berubahnya Indonesia dari mercusuar perjuangan melawan imperialisme menjadi negeri yang mengekor pada kekuasaan asing, terutama Amerika Serikat.

Ada yang menilai kejadian ini sebagai “satu peristiwa yang paling membuat zaman dalam sejarah Asia sesudah Mao Zedong tampil berkuasa di Tiongkok” [Kulit buku karya Arnold C. Brackman, The Communists Collapse in Indonesia, W.W. Norton Inc. New York, First edition, 1969]. ”Pemerintah Johnson sangat gembira dengan berita dari Indonesia.” [Max Frankel, New York Times, 12 Maret 1966]. 

Bertrand Russel menulis, bahwa The Times, London, memperkirakan “Telah terbunuh sekitar satu juta orang selama empat bulan. Jadi dalam empat bulan di Indonesia terbunuh sebanyak dalam dua belas tahun perang Vietnam” [The Silent Slaughter, The Role of the United States in the Indonesian Massacre, Youth Against War and Fascism, 58 West 25 Street, New York, N.Y.10010, 1966].

Dalam waktu kurang dari satu tahun sesudah terjadinya G30S dan pembantaian berdarah, James Reston, kolumnis The New York Times menulis menunjukkan kekaguman atas kejadian ini sebagai “pancaran cahaya di Asia”.

Tahun 1967, Richard Nixon melukiskan Indonesia sebagai “hadiah terbesar di daerah Asia Tenggara.” [Richard M. Nixon, “Asia After Vietnam”, Foreign Affairs, October 1967, p.111.]. U. Alexis Johnson, Wakil Menteri Luar Negeri AS, 1966, menyatakan bahwa “pembasmian komunis di negeri Indonesia yang besar adalah peristiwa yang setara dengan Perang Vietnam, yang barangkali adalah titik balik historis di Asia abad ini.” [Joe Nunes, Indonesia: The Final Solution] [http://chss.montclair.edu/english/furr/ nunesindonesia.html].

 BACA ONLINE Suar Suroso
 "jika link download bermasalah tolong tinggalkan komentar"
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments