Jejak CIA pada tragedi 1965 [Download pdf] - Majalah Tempo


Judul Ebook : Jejak CIA pada tragedi 1965

Tebal Ebook : 37 Halaman

Bahasa           : Indonesia

Anda tahu dari mana nomor telepon saya?” Suara Bernardo Hugh Tovar di Washington terdengar bergetar. Pada 2001, Tempo dari Jakarta menelepon kakek 80 tahun itu, yang pada 1965-an memimpin kantor CIA di Jakarta.

Tovar sangat terkejut mendengar pertanyaan yang sangat sensitif: apakah benar Kedutaan Amerika Serikat di Jakarta dan CIA terlibat penumpasan PKI. Ketika itu, wartawan Amerika, Kathy Kadane, baru saja menulis informasi kontroversial bahwa Kedutaan Amerika di Jakarta pada 1965 memberi Angkatan Darat daftar nama penting anggota PKI yang harus diburu. Kadane menyatakan seluruh datanya diperoleh dari Robert J. Martens, anggota staf bagian politik Kedutaan Amerika di Jakarta pada tahun itu.

Dengan suara bergetar, ketika itu Tovar membantah: ”Amerika tidak membantu AD dengan cara apa pun. Komunis mencoba mengkudeta. Kemudian AD bertindak balik.” Ia melanjutkan, ”Tidak ada alasan menuduh Amerika. CIA tidak melakukannya.” Ia lalu meminta Tempo membaca buku Duta Besar Amerika untuk Indonesia,

Marshall Green atau Paul F. Gardner. Wartawan Tempo di Washington saat itu juga menjumpai Robert J. Martens. Umurnya 75 tahun. Rumahnya berada di kawasan asri Bethesda, Maryland, kira-kira setengah jam berkenda- raan dari pusat Kota Washington. Martens memang spesialis komunisme. Tadinya ia bertugas di Moskow, lalu pada September 1963 pindah ke
Indonesia. Bahasa Rusianya fasih.

Menurut Martens, tugasnya di Jakarta adalah mengikuti perkembangan aktivis-aktivis PKI, Pemuda Rakyat, Gerwani, Baperki, serta partai afiliasinya, seperti Partindo, Murba, dan PNI. Karena itu, semenjak awal, dia aktif mencatat nama-nama tokoh PKI yang menonjol. ”Misalnya, saya baca di koran ada seorang pemimpin partai di Semarang berpidato, maka saya tulis di kartu. Dalam dua tahun, kartu saya bertambah terus,” ujarnya mengenang. Ia menolak tuduhan bahwa kartu-kartu itu dipersiapkannya khusus untuk membantu Angkatan Darat. ”Tidak, tidak seorang pun memerintahkan saya...,” katanya saat itu dengan suara meninggi.

 BACA ONLINE Majalah Tempo
 "jika link download bermasalah tolong tinggalkan komentar"
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments