Melawan Lupa, Narasi-Narasi Komunitas Taman 65 Bali [Download pdf] - Taman65pres


Judul Ebook : Melawan Lupa

Tebal Ebook : 206 Halaman

Bahasa           : Indonesia

“Potret kekejian dan brutalitas tersebut teramat jauh dari gambaran tentang manusia Bali dalam kedok pariwisata yang pada umumnya dilukiskan polos, ramah, religius karena dikaitkan dengan praktek ritual upacara, dan artistik karena kelincahan tangannya dalam melukis, menabuh, menari dan sebagainya. Gambaran yang sering membuat manusia Bali jadi puas, bangga, namun terlena dengan apa yang ada dan lupa bahwa Bali masih dalam cengkeraman pemiskinan, pembodohan dan pelupaan tentunya terkait peristiwa 65.” (Hal. 17-18)

Hal serupa juga disitir oleh Ribkah Alvania, yang seolah mengajak pembaca “mengunjungi tempat-tempat wisata di Bali” namun sesungguhnya ingin mengingatkan wisatawan lewat kalimat:

“Mungkin tak akan lagi bisa menikmati tidur dengan nyenyak di hotel bintang lima karena dibangun di atas kuburuan massal korban tragedi 65. Atau bir yang kamu minum sambil menikmati sunset di sebuah cafe mewah di atas tebing takkan sesegar biasanya, karena lahan yang mereka gunakan hasil rampokan dari rakyat biasa.” (Hal. 113)

Atau Degung Santikarma yang mengkritisi industri pariwisata Bali dari sisi ‘peminggiran’ perempuan:

“Pasca kekerasan 65, Bali yang sibuk dengan program pembangunan-ria, citra gadis Bali yang penurut, gemulai, polos dan dipoles lagi tujuannya bukan untuk melawan potret perempuan radikal seperti propaganda penari “harum bunga” yang ada di monumen Lubang Buaya tetapi menari untuk menyihir pariwisata datang ke pulau Sorga.” (Hal. 83)

Buku ini kita melihat peristiwa Tragedi 1965 di Bali seakan memuluskan skenario cerita “konflik horisontal” yang selalu dihembuskan penguasa. Dalam banyak kesempatan penguasa negara, lebih khususnya dari kalangan petinggi militer, selalu berusaha mengatakan bahwa Tragedi 1965 merupakan konflik antara “Rakyat versus PKI”. Menurut mereka, negara tidak bertanggungjawab karena kejadian tersebut berada di luar kuasanya, karena kemarahan rakyat terhadap PKI sudah sulit dibendung, dan sebagainya. Seolah-olah kekerasan tersebut bisa tercipta tanpa histeria manipulatif media massa yang telah dikontrol militer klik Suharto, tanpa provokasi-provokasi, dan tanpa dukungan politik tentara.

 BACA ONLINE Taman65pres
 "jika link download bermasalah tolong tinggalkan komentar"
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments