Mematahkan Pewarisan Ingatan [Download pdf] - Budiawan


Judul Ebook : Mematahkan Pewarisan Ingatan

Tebal Ebook : 166 Halaman

Bahasa           : Indonesia

Dari membaca buku Budiawan ini kita menjadi tahu tentang berbagai cara dan upaya yang telah dan sedang dilakukan oleh berbagai bangsa atau komunitas, juga oleh banyak negara atau pemerintahan di luar Indonesia, dalam menyembuhkan luka-luka sejarah mereka, untuk membangun kembali suasana damai dan rukun. Luka-luka sejarah itu adalah wajah suasana permusuhan, yang timbul sebagai akibat tindak kejahatan sebuah rezim terhadap hak-hak asasi manusia di masa lalu.

Juga di tengah-tengah kehidupan kita sebagai bangsa masalah itu telah, masih, sedang dan terus, menjadi keprihatinan bersama. Ada banyak dan berbagai-bagai luka sejarah yang tertinggal sebagai warisan dari sepanjang kekuasaan Orde Baru dan bahkan sampai sekarang. Tetapi Budiawan mengambil salah satu saja daripadanya, yaitu luka sejarah yang timbul sebagai akibat “Peristiwa ‘65” serta peristiwa-peristiwa ikutannya yang terjadi menyusul. Alasannya tentu saja karena akibat “Peristiwa ‘65” serta peristiwa-peristiwa ikutannya itu begitu luas, seluas tanah-dan-air yang bernama “Indonesia” itu sendiri. Bukan saja luas jangkauannya, tetapi juga begitu mendalamnya bagi mereka yang diposisikan sebagai penyangga akibat-akibat yang beraneka macam itu. Mendalam bagi setiap mereka masing-masing orang-seorang, bahkan juga mendalam bagi setiap anak-cucu mereka yang, katakanlah, menjadi korban “Peristiwa” itu. Ini terjadi sebagai akibat dari seruan tumpas kelor, yang bersumber pada wacana yang berjiwa, pinjam istilah Bung Karno, komunisto phobia yang berakar-dalam dari sejarah jaman kolonial, dan yang demi kepentingan politik rezim, terus-menerus ditiup-tiup dan dikipasi.

Ada dua perkara besar dan yang sejatinya mendesak kita bersama sebagai bangsa untuk meng-ambekparamarta-kan dengan perhatian yang saksama dan penanganan yang bersungguh-sungguh. Dua perkara inilah juga yang menjadi sorotan dan kajian utama dalam disertasi Budiawan yang kemudian diterbitkan jadi buku ini. 

Dua perkara itu terdiri dari yang pertama ialah penyembuhan masyarakat dari luka parah atau trauma sejarah; dan yang kedua ialah perukunan kembali masyarakat dari rasa pemusuhan masa lalu yang sengaja di-“meterai”-kan di lubuk-hati dan jantung sejarah bangsa. Walaupun kedua perkara itu merupakan peninggalan tindak kesewenang-wenangan sebuah rezim yang tidak bisa saling dipisahkan satu sama lain, namun pesan utama yang termaktub di dalam buku Budiawan seperti judulnya pun [maksudnya, judul asli disertasi sebelum diterbitkan jadi buku yaitu: “Breaking the Immortalized Past: Anti-Communist Discourse and Reconciliatory Politics in Post-Suharto Indonesia”, ed.] sudah memperlihatkan bermaksud mengajukan masalah “rekonsiliasi” sebagai “titik api” pembahasan. Tentu saja bukan sekadar berhenti pada “pembahasan untuk pembahasan” belaka, namun dengan semangat untuk menuju pada terbangunnya kembali kerukunan berbangsa menuju pada terbangunnya sebuah negara bangsa, yang sejak Indonesia memerdekakan diri dari penjajahan (1945) sampai sekarang belum kunjung terwujud.

 BACA ONLINE Budiawan
 "jika link download bermasalah tolong tinggalkan komentar"
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments