Negara, Intel, dan Ketakutan [Download pdf] - Alexandra Retno Wulan, dkk


Judul Ebook : Negara, Intel, dan Ketakutan

Tebal Ebook : 356 Halaman

Bahasa           : Indonesia

Gelombang kekerasan yang melanda Indonesia, seperti konflik Aceh, kerusuhan Mei 1988, kekerasan komunal di Kalimantan Barat dan Tengah, konflik komunal di Poso dan Maluku, serta strategi bumi hangus di Timor Timur pasca jajak pendapat, mengundang banyak perhatian dari masyarakat internasional, media massa, organisasi non-pemerintah, dan juga akademisi. Cukup banyak akademisi yang berupaya untuk menjelaskan fenomena kekerasan yang terjadi dalam konteks ruang dan waktu yang spesifik.

Pola induksi ini digunakan oleh Schulze1, Bertrand, Van Klinken dan Aditjondro untuk menganalisis ”perang saudara” yang terjadi di Maluku. Kajian induktif juga dilakukan oleh Rohde untuk mendeskripsikan konflik agama dan etnis yang terjadi di Poso. 

Ravich dan Sukma menggunakan pendekatan yang sama untuk menjabarkan konflik yang terjadi di Aceh. Kontribusi yang sama juga diberikan oleh Djuli dan Jereski yang berupaya untuk melakukan komparasi tentang konflik sumberdaya yang terjadi di Aceh dan Papua. 

Gelombang kekerasan diatas terjadi antara lain karena Indo nesia memiliki struktur negara yang lemah (weak state). Dalam suatu negara lemah, kebijakan politik yang diambil terkondisikan oleh instabilitas politik, krisis legitimasi, lemahnya identitas nasional, tidak berfungsinya institusi sosial politik, kemiskinan ekonomi dan sangat rentan terhadap tekanan-tekanan eksternal. Hal ini membuat Indonesia terus-menerus berada dalam process of  crisis management atau yang lebih dikenal dengan the politics of survival.  

Kajian tentang adanya kaitan antara gelombang kekerasan dan struktur negara bangsa di Indonesia pada akhirnya menimbulkan pertanyaan tentang kemungkinan Indonesia untuk mengalami kondisi yang jauh lebih buruk dan menjelma menjadi failed state seperti yang dialami oleh Afghanistan, Angola, Congo, Liberia, Sierra Leone, dan Sudan atau bahkan menjelma menjadi collapsed state seperti Somalia. Kemungkinan ini dipertanyakan antara lain oleh Emmerson, Dibb dan Prince, Rotberg, dan Wanandi.

 BACA ONLINE Alexandra Retno Wulan, dkk
 "jika link download bermasalah tolong tinggalkan komentar"
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments