Pulangkan Mereka, Merangkai Ingatan Penghilangan Paksa di Indonesia [Download pdf] - Anak Agung Gde Putra_dkk


Judul Ebook : Pulangkan Mereka

Tebal Ebook : 486 Halaman

Bahasa           : Indonesia

Kejahatan penghilangan paksa telah terjadi di berbagai belahan dunia: Asia, Amerika Latin, Afrika, dan Eropa. Kejahatan ini di lakukan dengan berbagai motif, di antaranya sebagai metode atau strategi menyebarkan teror di masyarakat, mengontrol masyarakat, dan menekan oposisi. Kejahatan ini seringkali dipraktikkan oleh negara-negara otoriter dan rezim diktator. Perasaan tidak aman yang ditimbulkan oleh praktik penghilangan paksa tidak terbatas hanya pada orang-orang dekat yang dihilangkan, tetapi juga berdampak terhadap komunitas atau masyarakat secara keseluruhan.

Kejahatan penghilangan paksa di Chile misalnya. Diperkirakan selama tiga bulan pertama pemerintahan Jendral Augusto Pinochet, pasukan rezim Pinochet telah membunuh atau menghilangkan paksa 1.200 orang. Ribuan keluarga disudutkan dalam posisi berduka dan kegamangan berkepanjangan, dan seluruh bangsa hidup dalam ketakutan. Laporan Komisi Nasional untuk Kebenaran dan Rekonsiliasi Chile yang mempunyai mandat menyelidiki kasus penghilangan orang secara paksa dan pembunuhan yang dilakukan selama rezim militer pada 1973-1990 berhasil mengungkap 2.279 kasus pembunuhan dan orang hilang.

Selama masa perang kotor (dirty war) di Argentina, penghilangan paksa dilakukan sebagai metode teror dan melenyapkan lawan-lawan politik rezim berkuasa. Salah satu tujuan rezim adalah ‘memberantas pikiran subversif ’ dari kelompok atau individu sayap kiri. Selama peri- ode kekuasaan rezim militer, diperkirakan sepuluh hingga tiga puluh ribu orang dibunuh atau dihilangkan paksa. Saat laporan Nunca Mas di- selesaikan pada 1984, sebanyak 8.960 orang dilaporkan masih hilang.

Kejahatan penghilangan paksa juga terjadi di Indonesia. Kejahatan tersebut terbongkar untuk pertama kali setelah terjadinya penculikan aktivis pada 1997-1998. Sebagian pelaku kejahatan telah diadili. Namun, proses penyelesaiannya tetap menyisakan pertanyaan dan gugatan atas puluhan korban lain yang masih hilang, seperti dicatat dalam laporan penyelidikan Komnas HAM. Laporan akhir hasil penyelidikan Komnas HAM tentang peristiwa pembunuhan misterius (Petrus) pada 1982-1985 dan Peristiwa 1965-1966 mengungkap data yang mencengangkan.

Dalam peristiwa pembunuhan misterius, Komnas HAM menyebutkan terdapat 23 korban penghilangan paksa, sedangkan dalam peristiwa 1965-1966 Komnas HAM mengidentifikasi 32.774 orang dihilangkan secara paksa.

 BACA ONLINE Anak Agung Gde Putra_dkk
 "jika link download bermasalah tolong tinggalkan komentar"
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments