Menagih Tanggung Jawab Negara Untuk Melindungi Perempuan Buruh Migran [Download pdf] - Solidaritasi Perempuan


Judul Ebook : Menagih Tanggung Jawab Negara Untuk Melindungi Perempuan Buruh Migran

Tebal Ebook : 38 Halaman

Bahasa           : Indonesia

Fenomena migrasi di Indonesia lahir dari pemiskinan struktural, di mana masyarakat, terlebih perempuan kehilangan sumber-sumber kehidupan dan sumber mata pencaharian mereka sehingga harus mencari sumber penghidupan ke luar negeri sebagai sebuah strategi bertahan hidup. Dalam situasi pemiskinan, perempuan dan laki-laki mengalami dampak, namun dampak yang dirasakan perempuan sangatlah berbeda dan berlipat ganda. Hal ini diakibatkan oleh konstruksi gender maupun kontrol dan penindasan seksualitas yang dialami perempuan. Berbagai situasi, perempuan kerap tidak diminta pandangan dan keputusannya atas hidup dan sumber kehidupannya. 

Penindasan seksualitas yang dialami perempuan tidak hanya dilakukan oleh individu, tetapi juga oleh stigma masyarakat yang dilakukan melalui praktik-praktik diskriminatif, hingga penindasan ekonomi struktural oleh negara melalui minimnya kebijakan perlindungan dan distribusi ekonomi yang tidak adil, termasuk hilangnya sumber produksi ekonomi perempuan. 

Sistem pembangunan partiarkhi (Malpartiachal development) mengakibatkan pemiskinan yang terjadi telah merampas sumber-sumber kehidupan masyarakat, sehingga menyebabkan sulitnya mengakses sumber-sumber penghasilan dan pendapatan seiring berkurangnya kesempatan kerja yang tersedia. Massifnya eksploitasi dan penghancuran sumber daya alam, perampasan lahan, penggusuran tempat tinggal, telah mengakibatkan perempuan semakin tersubordinat dan termarginal dari sumber-sumber kehidupannya. Sumber daya alam telah menjadi komoditas dan menjadi subjek investasi, terutama investasi skala besar, yang dikendalikan oleh Perusahaan Multinasional/Transnasional dan lembaga keuangan Internasional.  Sumber daya alam tidak lagi dilihat sebagai ruang yang memiliki nilai sosial, budaya, spiritual, sumber pangan, dan hanya memiliki nilai ekonomi. Paradigma komoditas terhadap sumber daya alam juga telah berdampak pada konflik-konflik yang melibatkan negara dan aparat keamanan (TNI/Brimob/ polisi).


Dalam situasi tersebut, akhirnya perempuan mencari nafkah keluarga dengan bekerja keluar negeri, mayoritas sebagai Pekerja Rumah Tangga. Tingginya angka Perempuan Buruh Migran (PBM) yang menempati sektor pekerjaan domestik (PRT) karena diciptakannya factor “push” dan “pull” oleh pasar global,
seperti hilangnya sumber produksi perempuan dan sempitnya lapangan pekerjaan yang dapat diakses perempuan di desa dengan tingkat pendidikan rendah dan meningkatnya jumlah permintaan Negara-negara ekonomi maju terhadap tenaga kerja Indonesia untuk menangani urusan domestik mereka. Di samping itu, mengakarnya konstruksi budaya dan gender yang memberlakukan peran dan tanggung jawab perempuan pada pekerjaan domestik, termasuk tanggung jawab atas kebutuhan keluarga, juga turut menjadi faktor pendorong.

 BACA ONLINE Solidaritasi Perempuan
 "jika link download bermasalah tolong tinggalkan komentar"
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments