The Book of Ikigai: hidup untuk bahagia, lebih seimbang, dan panjang umur - Ken Mogi, Ph.D.

............................................................................
Judul Ebook  : The Book of Ikigai
Tebal Ebook   : 41 Halaman
Bahasa : Indonesia
...........................................................................

Meskipun sushi yang disajikannya diselubungi dengan aura yang nyaris mistis, masakanOno didasari pada teknik-teknik yang praktis dan cerdik. Sebagai contoh, dia mengembangkan sebuah prosedur istimewa untuk menyajikan telur ikan salmon (ikura) dalam kondisi segar sepanjang tahun. Hal ini menantang kearifan profesional yang telah lama dianut restoran-restoran sushi terbaik—bahwa ikura hanya boleh disajikan pada musim terbaiknya, musim gugur, saat salmon mengarungi sungai-sungai untuk mengerami telur-telur mereka. Dia juga menciptakan sebuah prosedur istimewa, yakni daging ikan tertentu diasapi dengan batang padi yang dibakar untuk menciptakan aroma yang istimewa.  Waktu penyajian piring-piring sushi di depan tamu-tamu yang menanti tak sabar harus dihitung dengan cermat, begitu pula temperatur daging ikannya demi mengoptimalkan rasa sushi. (Diasumsikan bahwa pelanggan akan memasukkan makanan itu ke dalam mulutnya tanpa banyak penundaan.) Faktanya, menikmati hidangan di Sukibayashi Jiro ibarat menikmati pertunjukan balet yang sangat indah, dikoreografi dari balik meja oleh master terhormat dan disegani dengan sikap yang kaku (meskipun wajahnya, omong-omong, akan merekahkan senyuman sekali waktu, jika Anda sedang mujur).

Tentu saja, Jobs adalah sosok yang luar biasa. Barangkali yang unik di Jepang adalah kelaziman semangat kodawari itu di tengah orang-orang biasa. Dari para pemilik warung-warung izakaya kecil hingga penghasil daging Kobe dan tuna dari Ōma (pelabuhan di prefektur Aomori, di wilayah utara negeri), Jepang memiliki populasi besar orang-orang yang mengekspresikan kodawari mereka sendiri. Ada banyak petani yang mengabdikan seluruh waktu, upaya, dan kecerdikan mereka untuk menciptakan hasil panen terbaik dan terlezat. Mereka mempersiapkan tanahnya, merencanakan dan mengeksekusi pemangkasan dan pengairan yang optimum, dan memilih varietas benih untuk ditanam dengan sangat hati-hati. Mereka berupaya sebaik mungkin, didorong oleh semangat mereka memulai dari yang kecil.

Lihatlah Ichiro Akuto, yang mengoperasikan usaha kecil-kecilan dengan hanya dua gentong kecil di perbukitan Chichibu. Keluarga Akuto telahmenghasilkan sake, minuman alkohol tradisional Jepang, sejak 1625. Baru pada 2004, Ichiro Akuto memutuskan untuk mulai membuat wiski, dengan tempat penyulingan baru diselesaikan pada 2007. Peluncuran single malt Chichibu yang pertama adalah pada 2011. Meski baru-baru ini saja memasuki persaingan pasar wiski, wiski Akuto sudah dipandang tinggi oleh pasar dunia, dan menerima sambutan yang hangat. Seri Playing Card memuat 54 wiski single malt; masing-masing dengan label khusus yang menampilkan kartu bermain, dan diterbitkan selama periode bertahun-tahun. Satu set komplit bisa meraup harga $4.000.000 di Hong Kong. Wiski single malt Akuto, yang dirilis di bawah merek dagang “Ichiro Malt”, juga dibandrol dengan harga tinggi. Banyak orang menganggap Ichiro Akuto sebagai bintang baru di dunia pembuatan wiski.

Saat pengeboman Tokyo pada Perang Dunia Kedua, kehancuran besar menimpa ibukota. Khususnya, pada malam tanggal 9 dan 10 Maret 1945, dalam misi yang disebut Pasukan Sekutu sebagai “Operasi Tempat Ibadat,” ratusan pesawat pengebom B-29 menjatuhkan bom-bom curah; melepaskan bom-bom kecil pembakar yang mengandung bensin kental. Dampaknya, wilayah pusat Kota Tokyo tradisional hancur total, menewaskan 100.000 orang. Hal ini amat tragis, bila kita ingat bahwa itu terjadi kurang dari 22 tahun setelah kehancuran yang diakibatkan gempa bumi Kanto Besar tahun 1923, yang memusnahkan wilayah persis sama.
\
 BACA ONLINE Ken Mogi, Ph.D.
 "jika link download bermasalah tolong tinggalkan komentar"
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments