The Dusty Sneakers: kisah kawan di ujung sana - Teddy W. Kusuma dan Maesy Ang

............................................................................

Judul Ebook : The Dusty Sneakers

Tebal Ebook	: 272 Halaman
Bahasa	: Indonesia

...........................................................................

Kami sama-sama mencintai perjalanan dan kejutan-kejutan yang ada didalamnya. Kami sama-sama menyukai indahnya alam, obrolan hangat sesama perjalanan, wajah-wajah kemanusiaan yang kami temui, dan kekayaan sejarah dari tempat-tempat yang kami singgahi. Sungguh itu adalah suatu waktu ketika kami begitu muda, begitu bertenaga, dan bergelora.

Semakin lama berendam di air panas, peresaan kami semakin relaks. Saya jelaskan kepadanya bahwa dulu Portugal pernah menjajah Indonesia dan bahwa kata "Gereja" dalam bahasa kami ternyata berasal dari bahasa Portugis, "Igreja". Dia meminta saya berbicara panjang lebar dalam bahasa Indonesia, lalu terkejut ketika menemukan bahwa kami berdua berbagi akar yang sama, bahasa Sanskerta.

Kami bicara hilir-mudik tentang kawan-kawan di jakarta. Saya tergerak mendengar bagaimana Arip Syaman yang dulu jatuh pingsan di Gunung Galunggung kini berambisi untuk mendaki Gunung Rinjani yang jauh lebih sulit. Saya bercerita tentang sahabat-sahabat baru saya: Feli, Kiran, dan Ana.

Nirwana ini perlahan mulai berubah. Selain di Sanur yang hari ini kami lihat, abrasi memang telah begitu banyak mengikis pantai-pantai Bali. Pantai-pantai indah, seperti Canda Dasa, Lovina, Mertasari, dan bayak lagi telah semakin terkoyak abrasi yang tak hanya diakibatkan sebab alami, tetapi juga ulah manusia senditi, mulai dari pelanggaran sempadan pantai oleh bangunan, penambangan pasir, sampai penghancuran tanaman bakau.