Obrolan Urban: Tiada Ojek di Paris - Seno Gumira Ajidarma

............................................................................
Judul Ebook  : Tiada Ojek di Paris
Tebal Ebook   : 169 Halaman
Bahasa : Indonesia
...........................................................................

Diri ini memang bisa diri-profesi, yakni sekadar supaya orang “mengira” dirinya seperti yang dikesankan oleh kartu nama itu, tapi hanya untuk kebutuhan profesional saja. Namun, bisa juga kartu nama menunjukkan ingin jadi apa seseorang yang menggunakannya: bukan hanya dalam konteks pekerjaan, bahkan konteks itu mungkin sudah tidak penting lagi, melainkan dalam konteks hidupnya. Baginya, tak penting orang akan menghubungi dirinya atau tidak dengan kartu itu. Yang penting, kalau ada yang menatap dan memegang kartu nama itu, orang akan menganggap pemilik nama di kartu tersebut adalah hebat. Demikianlah identitas dikenali lewat perbedaan dan banyak orang bercita-cita membedakan diri sebagai lebih hebat daripada orang kebanyakan—kalaulah dalam praktiknya belum bisa hebat, kartu namanya dululah yang harus hebat. Kalau sebetulnya dirinya belum hebat, toh tidak ada yang tahu inilah, orang kan hanya melihat kartu nama, dan barangkali tidak akan pernah menghubungi .

Saya percaya, tak kurang banyaknya orang Indonesia menjadi miliarder dari bisnis kopi juga, setidaknya kalau melihat deretan merk kopi yang beredar di pasar swalayan—tetapi jika terbukti kita tidak menguasai perbincangan, itu hanya berarti kita tidak menguasai media. Memang benar, di berbagai warung di Pulau Jawa, kita akan mendapat ‘kopi jagung’ yang ajaib, yang disuguhkan dalam gelas besar, begitu besar, seolah-olah kita sangat kehausan dan baru keluar dari padang pasir. Namun tak jarang kita bertemu pengadon kopi yang piawai. Tentu tanpa cangkir yang eksotik, dan gelasnya mungkin ber-merk bumbu masak. Justru itulah yang tidak kita miliki: kemampuan mengemas.

Majalah mingguan The Economist edisi 9-15 April 2011 memuat laporan khusus tentang pensiun. Disebutkan, sebaiknya usia pensiun diundur sampai 70 pada 2040 di Eropa dan agak lebih sedikit di bawahnya di Amerika Serikat. Kenapa begitu? (1) pekerja akan mendapat lebih banyak tahun gajian; (2) pemerintah menerima lebih banyak pajak dan lebih sedikit mengeluarkan (dana) dalam keuntungan; (3) ekonomi tumbuh lebih cepat ketika lebih banyak orang bekerja lebih lama. Disebutkan pula, pekerja-pekerja lebih tua adalah pasar konsumen terabaikan— dalam hal media televisi misalnya, riset menemukan mereka adalah pasar yang terus tumbuh sepanjang 2001-2011.

Listrik mati juga membuat rembulan kembali terpandang, tanpa gangguan cahaya lampu-lampu neon. Di Jakarta, sulit sekali kita terkesan oleh rembulan, karena malam-malam kita berada di tengah jalanan macet, melihat ke langit tergoda neon-sign nan genit—padahal rembulan bisa begitu manis seperti igloo, rumah para pemukim di Kutub Utara, yang melayang-layang di langit .... Lantas tentu juga suara nyamuk yang berdenging-denging di telinga, karena jendela terpaksa dibuka jika tak mau sesak napas. Anda boleh jadi manajer atawa direktur berdasi, tetapi nyamuk adalah nyamuk, mampu membuat Anda gatal tiada tara. Begitulah listrik mati mengembalikan manusia ke alam.

 BACA ONLINE Seno Gumira Ajidarma
 "jika link download bermasalah tolong tinggalkan komentar"
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments