Titik Nol: makna sebuah perjalanan - Agustinus Wibowo

............................................................................
Judul Ebook  : Titik Nol
Tebal Ebook   : 572 Halaman
Bahasa : Indonesia
...........................................................................

Perkenalanku pada dunia adalah ketika aku berumur lima tahun, saat Papa datang ke kamar membawa selembar atlas. Ini Uni Soviet, katanya, negara terluas di dunia. Dia menunjuk ke si raksasa warna merah yang membentang di bagian atas. Di sampingnya ada Kanada, yang nomor dua. Amerika nomor tiga, negeri leluhur Chungkwok nomor empat. (belakangan baru ku- tahu dia keliru, karena Buku Pintar bilang, Chungkwok masih lebih luas daripada si Amerika).

Jangan kaulihat Annapurna sebagai gunung raksasa yang tang- guh dan mematikan. Annapurna sebenarnya sangat ringkih dan rapuh. Sepanjang rute selalu ada brosur atau papan pengumuman yang mengingatkan para pendaki akan pelestarian alam. Jadilah turis yang bertanggung jawab! Jangan buang sampah di sembarang tempat! Semua sampah yang dibawa masuk harus dibawa
keluar! Ketahuilah jenis­jenis sampah terbiodegradasi! Jangan pakai botol minuman plastik!

Darah... darah... darah.... Ada kambing yang ditebas saat asyik menikmati sejumput rumput di sebelah pasak. Ada kerbau yang berusaha melawan, menyeruduk, tetapi akhirnya nasibnya pun sama: kepalanya terhidang di atas nampan bersama bunga- bunga. Ada ayam yang berusaha kabur, mengepak­ngepakkan sayap, histeris menyambut sabetan pisau. Bau anyir memusing- kan. Menyaksikan ekspresi hewan­hewan menjelang ajal itu lebih menyakitkan, karena aku terbayang bakal seperti apa ekspre-siku sendiri kalau menghadapi Maut yang sekonyong­konyongdatang.

Tiga kali sudah aku datang ke perbatasan ini. Sekali aku di sisi India, sekali aku melintasinya, dan sekali ini aku di sisi Pakistan. Tidak salah memang kalau aku sebut perbatasan ini sebagai stadion yang setiap hari memainkan komedi satir. Di mana lagi di antara perbatasan negeri­negeri dunia, ada tribun khusus untuk para penonton dan sajian tontonan seru dua negeri berseteru? Menjelang matahari tenggelam, tribun di kedua sisi perbatasan dibanjiri para suporter nasionalis plus para turis, karena atraksi ini juga sudah masuk daftar must-see di buku panduan wisata. Pecah sudah kesunyian, ”stadion” kini disesaki para penonton dan bendera yang mereka kibar­kibarkan.

 BACA ONLINE Agustinus Wibowo
 "jika link download bermasalah tolong tinggalkan komentar"
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments